Upacara Adat Labuh Saji
Upacara
adat labuh saji adalah upacara perayaan yang berkembang di Pelabuhan Ratu,
sukabumi, jawa barat, dan ini adalah wujud nyata yang menjunjung tinggi para
leluhur mereka.Dan salah satunya adalah labuh saji yang dilaksanakan oleh
masyarakat nelayan, acara ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada sang
pencipta alam semesta ini.
Upacara
adat labuh saji sudah turun temurun dan masih terjaga sampai sekarang,
rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Pelabuhan Ratu masih di pegaang erat
demi mempertahankan budaya leluhurnya dan salah satunya adalah dengan
melaksanakan labuh saji ini setiap tanggal 6 april.
Mitos
yang berkembang menyatakan Nyi Putri Mayangsagara merupakan keturunan putri
Raden Kumbang Bagus Setra dan Ratu Puun Purnamasari yang berkuasa di Kerajaan
Dadap Malang (sekarang termasuk wilayah Desa Loji, Kecamatan Simpenan,
Kabupaten Sukabumi). Bagus Setra adalah keturunan Kerajaan Pakuan (Bogor) yang
meninggalkan kerajaan dan memilih berdiam di Dadap Malang karena konflik
internal.
Didalam
acara syukuran hari nelayan, ada sepasang ayah dan putrinya yang digambarkan
sebagai Mayangsagara dan Bagus Setra diarak dari Pendapa Kabupaten Sukabumi ke
dermaga Pelabuhan Ratu. Mayangsagara dan Bagus Setra yang naik delman menjadi
pusat perhatian ribuan pengunjung dalam setiap kali perayaan syukuran nelayan.
Kasepuhan
Ciptagelar merupakan sebuah kampung adat yang masih memegang teguh tradisi dan
dan budaya yang dipimpin oleh seorang Pemimpin Adat yaitu Abah Ugi Sugriwa
Rakasiwi. Penduduk Kasepuhan Ciptagelar yang terdiri dari 4.632 KK atau 23.704
jiwa mayoritas bermatapencarian sebagai petani dengan hasil bumi utama adalah
padi. Kasepuhan Ciptagelar berjarak sekitar 14 km dari Desa Sirnaresmi, atau 27
km dari Kecamatan Cisolok dan 103 km dari pusat Kota Sukabumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar